Sabtu, 23 April 2016

ISI, PROSEDUR, PENYUSUNAN ANGGARAN & FAKTOR

BAB 1
PENDAHULUAN
BAB I
1.1         LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa diperlukan langkah yang sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber dayanya secara efisien dan efektif. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan perencanaan yang cermat dari manajemen dalam meniti langkah operasional yang akan dilakukan. Derajat kompleksitas perencanaan tersebut tentu dipengaruhi oleh skala perusahaan; perusahaan besar relatif memerlukan perencanaan yang lebih formal dan rinci.
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (proft planing). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan dimasa yang akan datang.
Untuk melukiskan anggaran dan proses penyusunan anggaran, layaknya sebagai suatu proyek pembangunan gedung berlantai tiga puluh. Untuk membangun gedung tersebut diperlukan waktu tiga tahun. Gedung tersebut akan dibangun berdasarkan cetak biru (blue print) dan berdasarkan rencana biaya yang dibuat oleh arsitek. Setiap bulan dibuat anggaran biaya untuk pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan setiap bagian gedung tersebut, sehingga keseluruhan pekerjaan gedung tersebut dapat terlaksana sesuai dengan blue print yang telah dibuat dengan rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek dilaksanakan.
Proses penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan rencana jangka pendek, yang dalam perusahaan berorientasi laba, pemilihan rencana didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap laba. Oleh karena itu sering sekali proses penyusunan anggaran sering sekali disebut sebagai penyusunan rencana laba jangka panjang (short-run profit planning). Untuk memungkinkan manajemen puncak melakukan pemilihan rencana kerja yang berdampak baik terhadap laba, manajemen menggunakan teknik analisa biaya-volume dan laba. Dalam analisis biaya-volume dan laba ini, informasi akuntansi diffirensial memungkinkan manajemen untuk melakukan pemilihan berbagai altematif kerja yang akan dicantumkan dalam anggaran.
Setelah suatu rencana kerja dipilih untuk mencapai sasaran anggaran, manajer yang berperan untuk melaksanakan rencana kerja tersebut memerlukan sumber daya, untuk memungkinkannya mencapai sasaran anggaran. Demikian mangenai penyusunan anggaran untuk perusahaan yang tidak jauh berbeda dengan negara, kemudian bagaimana untuk koteksnya negara. Maka kami akan membahasnya dengan judul “ Penyusunan Anggaran

1.2  PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan “Penyusunan Anggaran”.

1.3  IDENTIFIKASI MASALAH
Rumusan Masalah yang menjadi fokus penyusunan diuraikan ke dalam rumusan-rumusan pertanyaan yang lebih spesipik. Adapaun identifikasi masalahnya sebagai berikut:
a.       Bagaimana Penyusunan Anggaran?
b.      Bagaimana Alokasi anggaran?
c.       Contoh Efisiensi Penyusunan Anggaran dari Agus Martowardojo?
d.      Bagaimana Metode Penyusunan Anggaran?
e.       Apa  Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget) ?
f.       Apa saja Unsur-unsur utama dalam anggaran (budget) ?
g.      Apa saja Macam-macam anggaran ?
h.      Apa kegunaan pokok Anggaran ?
i.        Bagaimana Proses penyusunan anggaran ?
j.        Bagaimana Cara penyajian ?
1.4  TUJUAN PENYUSUNAN
Dari perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a.       Penyusunan Anggaran
b.      Alokasi anggaran
c.       Contoh Efisiensi Penyusunan Anggaran dari Agus Martowardojo
d.      Metode Penyusunan Anggaran
e.       Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget)
f.       Unsur-unsur utama dalam anggaran (budget)
g.      Macam-macam anggaran
h.      kegunaan pokok Anggaran
i.        Proses penyusunan anggaran
j.        Cara penyajian


















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENYUSUNAN ANGGARAN
Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam periode tertentu untuk melaksanakan suatu program. Tidak ada satu perusahaan pun yang memiliki anggaran yang tidak terbatas, sehingga proses penyusunan anggaran menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan.
Anggaran adalah rencana terinci yang disusun secara sistematis dan dinyatakan dalam ukuran kuantitatif, menunjukan perolehan dan penggunaan sumber daya organisasi dalam satu tahun. Suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan untuk tahun itu.
2.1.1 Anggaran memiliki karekteristik – karakteristik sebagai berikut:
·         Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis tersebut.
·         Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah nonmoneter (contoh: unit yang terjual atau diproduksi).
·         Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. Dalam bisnis – bisnis yang sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor musiman.
·         Merupakan komitmen manajemen.
·         Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat anggaran.
·         Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi – kondisi tertentu.
·         Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran, dan varians dianalisis serta dijelaskan.
2.1.2  Hubungan dengan perencanaan strategis
Prencanaan strategis adalah proses untuk memutuskan hakikat dan ukuran dari beberapa program yang harus dijalankan guna mengimplementasikan berbagai strategi organisasi. Baik strategis maupun anggaran melibatkan perencanaan, namun jenis aktivitas perencanaannya berbeda. Perbedaannya terletak pada prosesnya, anggaran fokus 1 tahun sedangkan strategis diatas 1 tahun. Perencanaan strategis mendahului penganggaran dan memberikan kerangka dalam penggunaan anggaran dan anggaran merupakan satu potongan kerangka strategis organisasi.
2.1.3 Perbedaan dengan prediksi
Anggaran adalah suatu rencana manajemen, dengan asumsi implisit bahwa langkah – langkah positif akan diambil oleh pembuat anggaran guna membuat kegiatan nyata sesuai dengan rencana, suatu prediksi hanyalah suatu perkiraan akan apa yang mungkin terjadi, tetapi tidak mengandung implikasi bahwa pembuat prediksi akan berupaya untuk membentuk kejadian sehingga prediksinya akan terealisasi. Karakteristik prediksi:
·         Bisa dinyatakan atau tidak dinyatakan dalam istilah moneter.
·         Dapat untuk periode waktu kapan pun.
·         Pembuat prediksi tidak menerima tanggung jawab untuk memenuhi hasil yang diprediksikan.
·         Prediksi biasanya tidak disetujui oleh wewenang yang lebih tinggi.
·         Suatu prediksi diperbarui segera setelah informasi baru mengindikasikan adanya suatu perubahan dalam kondisi.
·         Varians dari prediksi tidak dianalisis secara formal maupun berkala.
2.1.4.    Kegunaan anggaran
1)      Menyesuaikan dengan Rencana Strategis
Anggaran yang diselesaikan sebelum permulaan tahun anggaran, memberikan peluang untuk menggunakan informasi terakhir yang tersedia dan didasarkan pada penilaian manajer di semua tingkatan organisasi.
2)      Membantu Mengoordinasikan Aktivitas dari Beberapa Bagian Organisasi
Setiap manajer pusat tanggung jawab dalam organisasi berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Selanjutnya, ketika staf merangkai potongan – potongan tersebut menjadi suatu rencana keseluruhan, maka inkonsistensi muncul. Selama proses penyusunan anggaran, berbagai inkonsistensi tersebut diidentifikasikan dan dicari solusinya. Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit dalam organisasi agar bekerja sesuai tujuan.
3)      Penugasan Tanggung Jawab
Anggaran tersebut memberikan wewenang kepada para manajer pusat tanggung jawab guna membelanjakan sejumlah tertentu uang untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya tanpa perlu persetujuan dari wewenang yang lebih tinggi.
4)      Dasar untuk Evaluasi Kinerja
Anggaran mencerminkan suatu komitmen oleh pembuatnya dengan atasannya. Oleh karena itu, anggaran menjadi tolak ukur terhadap mana kinerja aktual dapat dinilai. Komitmen tersebut dapat berubah bila asumsi-asumsi yang mendasarinya juga berubah. Namun demikian, anggaran merupakan titik awal yang terbaik dalam menilai kinerja. Anggaran menugaskan tanggung jawab pada ke setiap pusat tanggung jawab organisasi.
2.1.6    Isi dari anggaran operasi
Ø  Untuk organisasi secara keseluruhan dan untuk tiap unit bianis.
Ø  Diklasifikasikan berdasarkan pusat tanggung jawab, meliputi: Pendapatan, Biaya Produksi dan Penjualan, Beban Pemasaran, Beban Logistik (kadang kala), umum dan administrative Penelitian dan Pengembangan, Pajak Penghasilan (kadang kala), laba bersih.
Ø  Beban dapat bersifat: Fleksibel, Diskrasioner dan Komitmen.
Ø  Waktunya dalam satu tahub dibagi dalam bulan atau kuartal.
Ø  Jumlah totalnya sama dengan rencana strategis.
2.2 JENIS – JENIS ANGGARAN
1)      Anggaran Operasi
Anggaran operasi adalah anggaran kegiatan dalam rangka mencapai tujuan laba tahun yang akan datang. Ada beberapa kategori anggaran operasi yaitu: Anggaran Pendapatan dimana anggaran pendapatan berisi proyeksi penjualan unit dikalikan dengan harga jual yang diperkirakan; Anggaran Biaya Produksi dan Biaya Penjualan; Beban Pemasaran adalah beban yang dikeluarkan untuk memperoleh penjualan; Beban logistik biasanya dilaporkan secara terpisah dari beban untuk mendapatkan pesanan; Beban Umum dan Administratif merupakan beban dari unit-unit staf, baik dikantor pusat maupun di unit bisnis secara keseluruhan; Beban Penelitian dan Pengembangan; dan Pajak Penghasilan.
2)      Anggaran Modal
Anggaran pengeluaran modal adalah anggaran berupa daftar rencana yang disetujui oleh manajemen mengenai proyek pemilikan fasilitas dan ekuipmen baru beserta taksiran biaya setiap proyek dan pengeluaran modal dalam tahun anggaran.
3)      Anggaran Neraca
Anggaran neraca adalah anggaran yang menunjukan implikasi berbagai macam anggaran pada elemen – elemen neraca yaitu aktiva, utang, dan modal tahun yang akan datang.
4)      Anggaran Kas
Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukan elemen – elemen dan jumlah kebutuhan kas dan sumber – sumber kas suatu organisasi tahun yang akan datang. Manajer keuangan menggunakan anggaran kas untuk menyusun rencana dan untuk menjamin bahwa kas dalam tahun anggaran cukup , tidak terlalu besar atau terlalu kecil.

Macam-macam anggaran (budget)
a.       Budget Strategis, ialah anggaran yang berlaku untuk jangka panjang yaitu melebihi satu periode akuntansi (melebihi 1 tahun)
b.      Budget Taktis, ialan anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang.
Budget disusun oleh panitia penyusun anggaran ( Budgeting Committee ). Yang terdiri atas pemegang fungsi-fungsi utama ( Budget Participative ).

2.3   PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
2.3.1. Dari atas ke bawah (Top-down)
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa penentuan tujuan sebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari pihak atasan kepada para karyawannya agar menggunakan uang yang diberikan tersebut untuk menjalankan sebuah program. Terdapat 5 metode penyusunan anggaran dari atas ke bawah:
a.       Metode kemampuan (The affordable method) adalah metode dimana perusahaan menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional dan produksi tanpa mepertimbangkan efek pengeluaran tersebut.
b.         Metode pembagian semena-mena (Arbitrary allocation method) merupakan proses pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik dari metode sebelumnya. Metode ini tidak berdasar pada teori, tidak memiliki tujuan yang jelas, dan tidak membuat konsep pendistribusian anggaran dengan baik.
c.         Metode persentase penjualan (Percentage of sales) menggambarkan efek yang terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan persentase peningkatan penjualan di lapangan. Metode ini mendasarkan pada dua hal, yaitu persentase penjualan dan sejumlah pengembalian yang diterima dari aktivitas periklanan dan promosi yang dilakukan.
d.         Melihat pesaing (Competitive parity) karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya. Tiap perusahaan akan berusaha untuk melakukan promosi yang lebih baik dari para pesaingnya dengan tujuan untuk menguasai pangsa pasar.
e.         Pengembalian investasi (Return of investment) merupakan pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi lainnya. Sesuai dengan arti katanya, investasi berarti penanaman modal dengan harapan akan adanya pengembalian modal suatu hari.
2.3.2 Dari bawah ke atas (Bottom-up)
Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai disusun. Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan anggaran. Terdapat 3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas, yakni:
a.       Metode tujuan dan tugas (Objective and task method) dengan menegaskan pada penentuan tujuan dan anggaran yang disusun secara beriringan. Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan perkiraan anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
b.         Metode pengembalian berkala (Payout planning) menggunakan prinsip investasi dimana pengembalian modal diterima setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama, perusahaan akan mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih melebihi keuntungan yang diterima dari hasil penjualan. Pada tahun kedua, perusahaan akan mencapai titik impas (break even point) antara biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah memasuki tahun ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan.  Strategi ini hasilnya dirasakan dalam jangka panjang.
c.         Metode perhitungan kuantitatif (Quantitative models) menggunakan sistem perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukkan dalam komputer dengan teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis. Metode ini jarang digunakan karena kompleks dalam pemakaiannya.
1)      Organisasi
Departemen Anggaran, dengan tahap: Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyusunan anggaran, Mengoordinasikan dan menerbitkan setiap tahunnya asumsi-asumsi dasar tingkat korporat yang akan menjadi dasar untuk anggaran, Memastikan bahwa informasi disampaikan dengan smestinya antar unit organisasi yang saling terkait, Memberikan bantuan bagi pembuat anggaran dalam penyususnan anggaran mereka, Menganalisis anggaran yang diajukan dan memberikan rekomendasi, Menangani proses pembuatan revisi anggaran selama tahun tersebut. Komite Anggaran ini terdiri dari anggota manajemen senior seperti CEO, Chief Operating Officer (COO), chief financial Afficer (CFO). Di bagian komite anggaran ini meninjau dan menyetujui atau menyesuaikan masing-masing anggaran.
2)      Penerbitan Pedoman
Pedoman ini adalah yang dinyatakan secara implisit dalam rencana strategis dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan yang telah terjadi semenjak disetujui, khususnya kinerja perusahaan sampai tanggal tersebut dan prediksi terakhir.
3)      Usulan Awal Anggaran
Menggunakan pedoman tersebut, manajer pusat tanggung jawab, dibantu dengan stafnya, mengembangkan permintaan anggaran, Karena sebagian besar pusat tanggung jawab akan memulai tahun anggaran dengan fasilitas, karyawan, dan sumber daya lain yang sama seperti yang mereka miliki saat ini, maka anggaran ini didasarkan pada tingkatan yang ada, yang dikemudian dimodifikasi sesuai dengan pedoman.
4)      Negoisasi
Pembuat anggaran mendiskusikan usulan anggaran dengan atasannya. Ini merupakan inti dari proses tersebut. Alasan cenderung untuk menilai validitas dari tiap penyesuaian.
5)      Revisi Anggaran
Ada dua jenis umum revisi anggaran: a) prosedur yang memungkinkan permutakhiran anggaran secara sistematis, b) prosedur yang memungkinkan adanya revisi dalam keadaan tertentu. Revisi anggaran harus dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisi yang signifikan dari yang ada ketika anggaran asli disetujui.
6)      Anggaran Kontinjensi
Beberapa perusahaan secara rutin menyusun anggaran kontinjensi yang mengidentifikasikan tindakan – tindakan manajemen yang akan diambil jika ada penurunan yang signifikan dalam volume penjualan dari apa yang telah diantisipasi ketika mengembangkan anggaran. Anggaran kontinjensi menyediakan suatu cara yang cepat untuk menyusaikan dengan kondisi yang berubah jika situasinya telah tiba. Seperti detective, dimana ada plan A dan ada plan B jika situasi berubah.

Alur  penyusunan anggaran :
1.      Penyusunan awal proposal
2.      Perubahan dari penyusunan awal
Perubahan dalam kekuatan eksternal :
Ä  Kondisi perekonomian (yang mempengaruhi penjualan)
Ä  Kondisi pembelian bahan dan pelayanan
Ä  Upah buruh
Ä  Biaya kegiatan bebas (seperti : administrasi dan litbang)
Peubahan dalam kebijakan dan pelaksanaan internal :
Ä  Biaya produksi (menggabarkn alat dan metode baru)
Ä  Biaya bebas (berdasar antisipasi dalam pekerjaan)
Ä  Pasar saham dan produksi
3.      Negosiasi (dasar penilaian atasan : kinerja tahun-tahun sebelumnya)
4.      Pemeriksaan dan Persetujuan (yang diperiksa : konsistensi dan bagaimana anggaran bisa mendatangkan keuntungn, seperti: apakah bea produksi konsisten dengan rencana volume sales, bagaimana dengan pelayanannya) jika penilaian tak sesuai maka anggaran harus diperbaiki lagi.
5.      Perbaikan anggaran (perbaikan tiap triwulan atau pada kondisi tertentu saja, contoh : perusahaan jepang)

2.3.3.Aspek – aspek perilakuan
1)      Partisipasi dalam Proses Penyusunan Anggaran
Yaitu proses dimana pembuat anggaran terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besar anggaran mempunyai dampak yang positif terhadap motivasi manajerial karena kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita – cita anggaran jika anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer, dibandingkan bila dipaksakan secara eksternal dan arena hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah petukaran informasi yang efektif.
2)      Tingkat Kesulitan dari Target Anggaran
Anggaran yang ideal adalah anggaran yang menantang tetapi dapat dicapai. Target tidak boleh terlalu rendah, karena akan menurunkan semangat kerja dan tidak boleh terlalu tinggi karena akan ditentang. Salah satu keterbatasan dari target yang dicapai adalah kemungkinan bahwa manajer unit bisnis tidak melakukan usaha yang memuaskan ketika anggaran tercapai. Jika manajer unit bisnis mencapai lebih dari laba yang dianggarkan, manajemen senior sebaiknya tidak secara otomatis menaikkan anggaran laba  untuk tahun depan. Jika hal ini terjadi, manajer unit bisnis mungkin tidak berkinerja secara maksimal guna menghindari menunjukkan varians menguntungkan yang terlalu besar.
3)      Keterlibatan Manajemen Senior
Keterlibatan manajemen senior adalah perlu supaya system anggaran mana pun menjadi efektif dalam memotivasi pembuat anggaran. Tanpa partisipasi aktif mereka dalam proses persetujuan, beberapa manajer akan menyerahkan anggaran yang mudah dicapai atau anggaran yang berisi kelonggaran yang berlebihan untuk kontinjensi yang mungkin. Manajemen juga harus menindaklanjuti hasil anggaran. Jika tidak, system anggaran tersebut tidak akan efektif dalam memotivasi pembuat anggaran.
4)      Departemen Anggaran
Departemen ini harus menganalisis anggaran secara rinci, dan departemen tersebut harus yakin bahwa anggaran disusun dengan memadai dan informasinya adalah akurat. Anggota departemen anggaran harus mempunyai reputasi sebagai orang yang tidak memihak dan adil. Anggota departemen anggaran tentunya memiliki keahlian yang diperlukan unutk berurusan secara efektif dengan orang lain. 
2.3.4. Dokumen Anggaran
Penganggaran sebagai suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu
a.       Rencana Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) yang merupakan dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga;
b.      Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN), adalah rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Proses penganggaran merupakan uraian mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat final. Sistem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal-hal yang diatur dalam proses penyusunan anggaran tersebut terutama berkenaan dengan proses penyiapan penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3 (tiga) materi pokok, yaitu: (1) pendekatan penyusunan anggaran, (2) klasifikasi anggaran, dan (3) proses penganggaran.
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2) penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM).


2.3.5. Pendekatan Penyusunan Anggaran
Pendekatan penyusunan anggaran yang digunakan dalam proses penganggaran meliputi pendekatan: penganggaran terpadu, PBK, dan KPJM. Pendekatan penyusunan anggaran tersebut menjadi acuan bagi pemangku kepentingan bidang penganggaran dalam merancang dan menyusun anggaran.
a.       Pendekatan Penganggaran Terpadu
Penganggaran terpadu merupakan unsur yang paling mendasar bagi penerapan pendekatan penyusunan anggaran lainnya yaitu, Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) dan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM). Dengan kata lain bahwa pendekatan anggaran terpadu merupakan kondisi yang harus terwujud terlebih dahulu.
Penyusunan anggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan K/L untuk menghasilkan dokumen RKA-K/L dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja. Integrasi atau keterpaduan proses perencanaan dan penganggaran dimaksudkan agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk K/L baik yang bersifat investasi maupun untuk keperluan biaya operasional.
Pada sisi yang lain penerapan penganggaran terpadu juga diharapkan dapat mewujudkan Satuan Kerja (Satker) sebagai satu-satunya entitas akuntansi yang bertanggung jawab terhadap aset dan kewajiban yang dimilikinya, serta adanya akun (pendapatan dan/atau belanja) untuk satu transaksi sehingga dipastikan tidak ada duplikasi dalam penggunaannya.
Mengacu pada pendekatan penyusunan anggaran terpadu tersebut di atas, penyusunan RKA-K/L menggunakan hasil restrukturisasi program/kegiatan dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran menurut program dan kegiatan, serta penataan bagian anggaran dan satker untuk pengelolaan anggaran dalam kaitannya dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi.
b.      Pendekatan PBK
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan kinerja yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja tersebut. Yang dimaksud kinerja adalah prestasi kerja yang berupa keluaran dari suatu Kegiatan atau hasil dari suatu Program dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

c.       Pendekatan KPJM
KPJM adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan yang menimbulkan implikasi anggaran dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.
Secara umum penyusunan KPJM yang komprehensif memerlukan suatu tahapan proses penyusunan perencanaan jangka menengah meliputi:
1)      penyusunan proyeksi/rencana kerangka (asumsi) ekonomi makro untuk jangka menengah;
2)      penyusunan proyeksi/rencana /target-target fiskal (seperti tax ratio, defisit, dan rasio utang pemerintah) jangka menengah;
3)      rencana kerangka anggaran (penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan) jangka menengah (medium term budget framework), yang menghasilkan pagu total belanja pemerintah (resources envelope);
dpendistribusian total pagu belanja jangka menengah ke masing-masing K/L (line ministries ceilings). Indikasi pagu K/L dalam jangka menengah tersebut merupakan perkiraan batas tertinggi anggaran belanja dalam jangka menengah;
Penganggaran sebagai suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu :
a.       Rencana Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) yang merupakan dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga;
b.         Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN), adalah rencana kerja dan anggaran Bagian
Anggaran Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Proses penganggaran merupakan uraian mengenai proses dan mekanisme penganganggarannya dimulai dari Pagu Indikatif sampai dengan penetapan Pagu Alokasi Anggaran K/L yang bersifat final. Sistem penganggaran ini harus dipahami secara baik dan benar oleh pemangku kepentingan (stakeholder) agar dapat dihasilkan APBN yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal-hal yang diatur dalam proses penyusunan anggaran tersebut terutama berkenaan dengan proses penyiapan penganggaran (budget preparation) yang mengatur 3 (tiga) materi pokok, yaitu: (1) pendekatan penyusunan anggaran, (2) klasifikasi anggaran, dan (3) proses penganggaran. Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2) penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM).

2.4. ALOKASI ANGGARAN
Setelah mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakan program, hal selanjutnya adalah bagaimana mengalokasikan anggaran yang tersedia. Mengalokasikan anggaran berarti melakukan pembagian dana secara sistematis berdasarkan keseluruhan anggaran yang dimiliki perusahaan untuk melangsungkan program tersebut. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengalokasian anggaran mencakup potensial pasar, ukuran dan segmen pasar, kebijakan perusahaan, skala ekonomi periklanan, dan karakteristik perusahaan.

2.5. CONTOH EFISIENSI PENYUSUNAN ANGGARAN DARI AGUS MARTOWARDOJO
"Kalau direncanakan dengan baik, pasti pelaksanaannya juga baik. Tapi jika kementerian lembaga yang melakukan perencanaan kurang baik, pelaksanaannya pasti akan terhambat karena harus dilakukan revisi," katanya.
Jakarta, Aktual.co — Menteri Keuangan Agus Martowardojo melakukan upaya efisiensi dalam proses pengajuan anggaran bagi kementerian/lembaga.
"Proses penyusunan anggaran yang lebih baik perencanaannya terus dilakukan selama tiga tahun terakhir," kata Agus di Jakarta, Senin (11/3).
Ia mengatakan, mulai 2013 kementerian/lembaga dalam mengajukan anggaran hanya perlu satu kali proses untuk meminta persetujuan Kemenkeu dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang membutuhkan dua kali proses yaitu dengan meminta persetujuan satuan anggaran per satuan kerja (SAPSK) kepada dirjen anggaran dan meminta persetujuan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) pada dirjen anggaran.
"Dulu kalau ingin terbitkan DIPA, tentu kementerian/lembaga harus berurusan dengan dirjen kemenkeu yang berbeda sampai dua kali. Pada 2013, cukup satu kali, digabungkan SAPSK dan DIPA-nya, itu contoh efisiensi sehingga sekarang kementerian/lembaga tidak perlu bolak balik," katanya.
Selain itu pihaknya meminta agar kementerian/lembaga memperbaiki perencanaan, tata kelola, transparansi dan akuntabilitas pada proses penyusunan anggaran mereka.
Agus mengatakan bahwa penyusunan anggaran yang baik bisa cepat disetujui dan dilaksanakan. Hal ini berbeda jika perencanaan kurang baik karena akan membutuhkan revisi yang memakan waktu sehingga pelaksanaannya menjadi terhambat.
"Kalau direncanakan dengan baik, pasti pelaksanaannya juga baik. Tapi jika kementerian lembaga yang melakukan perencanaan kurang baik, pelaksanaannya pasti akan terhambat karena harus dilakukan revisi," katanya.

2.6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUNAN ANGGARAN (BUDGET)
Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran. Anggaran menunjukkan suatu proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang diperlukan. Pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil-hasil pelaksanaan rencana.”

2.6.1. Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran (budget) yaitu :
a.       Faktor intern adalah faktor-faktor yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain berupa penjualan tahun lalu, kebijaksanaan perusahaan, modal kerja yang dimiliki, tenaga kerja yang dimiliki, kapasitas perusahaan yang dimiliki, dll.
b.      Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada diluar perusahaan tapi mempengaruhi kehidupan perusahaan. Factor-faktor tersebut antara lain berupa keadaan persaingan, tingkat pertumbuhan penduduk, penghasilan masyarakat, pendidikan masyarakat, penyebaran penduduk, agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat, dll.
Anggaran (Budget) yang baik haruslah mencakup seluruh kegiatan perusahaan, yang sering dinamakan Budget Komprehensif. Secara garis besar isi dari Budget Komprehensif terdiri dari:
Budget Taksiran (Forecasting Budget), berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dan keadaan (posisi) financial perusahaan pada saat tertentu pada waktu yang akan datang.
Budget Variabel, berisi tentang tingkat perubahan atau variabilitas biaya, khususnya biaya-biaya yang termasuk kelompok biaya ”semi-variabel” sehubungan dengan adanya produktivitas perusahaan. Analisa Statistika dan Matematika Pembantu, yang dipergunakan untuk membuat taksiran-taksiran serta mengadakan penilaian (evaluasi) dalam rangka mengadakan pengawasan kerja.
Laporan Budget (Budget Report), yaitu laporan tentang realisasi pelaksanaan budget yang dilengkapi dengan berbagai analisa perbandingan antara budget dan realisasinya sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan sebab-sebabnya, baik yang bersifat positif (menguntungkan) maupun negative (merugikan), sehingga dapat ditarik kesimpulan dan tindak lanjut (follow-up) yang segera perlu dilakukan.

2.7. UNSUR-UNSUR UTAMA DALAM ANGGARAN (BUDGET) :
a.       Keseluruhan Rencana, merupakan penentuan kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang.
b.      Kegiatan Perusahaan, meliputi seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian dalam perusahaan.
c.       Dinyatakan dalam angka, adalah unit yang dapat digunakan pada semua kegiatan perusahaan yang bermacam-macam.
d.      Periode tertentu, adalah keseluruhan mengenai apa-apa saja yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

2.8. KEGUNAAN POKOK ANGGARAN
a.       Sebagai pedoman kerja. Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan pada waktu yang akan datang.
b.      Sebagai alat koordinasi kerja. Dengan adanya anggaran semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahan dapat saling menunjang dan bekerja sama dengan baik, untuk menuju pada sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
c.       Sebagai alat pengawasan atau pengendalian. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur (alat pembanding) untuk menilai dan mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan pada masa yang akan datang.

2.9. KELEMAHAN ANGGARAN
a.       Anggaran (Budget) hanyalah suatu alat.
b.      Anggaran (Budget) tidak menggantikan posisi manajemen.

2.10. CARA PENYAJIAN:
a.       Angka akurat
b.      Informatif
c.       Mudah dilihat pergerakannya

2.11 PIHAK YANG BERWENANG MENILAI DAN MENYESUAIKAN ANGGARAN :
Ä  Departemen anggaran (melaporkan kepada pengawas perusahaan : CFO)
Ä  Panitia anggaran













BAB III
KESIMPULAN
Anggaran merupakan sejumlah uang yang dihabiskan dalam periode tertentu untuk melaksanakan suatu program. Tidak ada satu perusahaan pun yang memiliki anggaran yang tidak terbatas, sehingga proses penyusunan anggaran menjadi hal penting dalam sebuah proses perencanan.
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
Penganggaran sebagai suatu sistem merupakan sebuah proses yang mengatur penyusunan dokumen anggaran yang di Indonesia dibedakan menjadi 2 jenis dokumen anggaran yaitu : Rencana Kerja dan Anggaran – Kementerian/Lembaga (RKA-K/L) dan Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP-BUN).
Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran terdiri dari pendekatan: (1) penganggaran terpadu, (2) penganggaran berbasis kinerja (PBK), dan (3) kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM).
















DAFTAR PUSTAKA
1.      Belch, Geroge E dan Belch, Michael A. 2004. Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspective, Sixth Edition. McGraw-Hill,
2.      Don dan Rogers, Martha. 2005. Return on Customer: Creating Maximum Value for Your Scarcest Resource. Doubleday/Currency.
3.      Wikipedia
4.      www.google.com


Power Point : 
https://drive.google.com/file/d/0B0xsbvR-RvSVaFRoeEdydWxOazA/view?usp=sharing


Tidak ada komentar:

Posting Komentar